Saturday, 25 January 2020

Tahukah kamu siapa Go Tik Swan?


Tahukah kamu siapa Go Tik Swan?


"Djo, kamu kan dari keluarga pengusaha batik. Mbok coba kamu buat untuk bangsa ini ‘Batik Indonesia’. Bukan batik Solo, batik Yogya, batik Pekalongan, batik Cirebon, batik Lasem, dan lain-lainnya. Tetapi batik Indonesia.”
.
Permintaan tersebut diucapkan Presiden Soekarno kepada Hardjonagoro alias Go Tik Swan, di ruang makan Istana pada suatu malam di tahun 1955.

Sebagai orang yang saat itu merasa statusnya sebagai “abdi” Bung Karno, permintaan tersebut bagaikan sebuah perintah di mata Go Tik Swan. Apa yang dilontarkan Bung Karno juga bukan tanpa alasan. Bung Karno tahu betul siapa Go Tik Swan.

Pria keturunan Tionghoa tersebut mengenal batik sejak kecil saat diasuh kakeknya Tjan Khay Sing, yang merupakan salah satu pengusaha batik ternama di Solo pada era 1930-an. Bukan hanya piawai membatik, Go Tik Swan juga mengenal dengan baik Macapat, pertunjukan wayang, dan mendalami seni karawitan. Hampir seluruh hidupnya digunakan untuk “mengabdi” kepada kebudayaan Jawa, termasuk batik.

Go Tik Swan (K.R.T. Hardjonagoro -11 Mei 1931 - 5 November 2008). Budayawan dan sastrawan, yang karya-karya Batiknya ditetapkan Presiden Soekarno sebagai Batik Indonesia pada tahun 1958.
Beliau pernah mengepalai Museum Radya Pustaka.

Beliau juga memprakarsai upaya menghidupkan kembali pembuatan keris yang telah mati sejak 1930-an. Ia bekerja sama dengan seorang pelaut Jerman bernama Drescher dan mendapat sponsor dari The Ford Foundation, memulai proyeknya di Yogyakarta (1973). Beberapa tahun kemudian (1980-an) lahir empu-empu keris muda di Solo yang menghasilkan keris-keris yang indah. Selain di Yogyakarta dan Solo, pembuatan keris juga berkembang di Madura berkat bimbingan empu-empu keris dari Solo.

Selain itu, Go Tik Swan adalah seorang ahli dan kolektor keris yang setiap bulan sekali sesorah (mengajarkan ilmu) keris melalui acara Bawarasa Tosan Aji di Sasonomulyo (1971-1983).
.
Apa hubungan nama beliau yang menyandang nama Hardjonagoro dengan Pasar Gede Hardjonagoro?
Tanah yang sekarang menjadi Pasar Gede dulunya adalah milik leluhur beliau.
.
#solozamandulu
#kotasolo
#275solo
#imlek2020

photo : Go Tik Swan
Reposted from Solo Zaman Dulu